Jakarta – Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menegaskan bahwa Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) bukan sekadar kumpulan angka, melainkan wajah dan harapan jutaan rakyat Indonesia. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Implementasi Penggunaan DTSEN untuk Bantuan Sosial, Pemberdayaan Sosial, dan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Hotel Grand Mercure, Jakarta, pada Selasa, 8 Juli 2025.

Kegiatan yang dihadiri oleh 518 Kepala Dinas Sosial dari 34 Provinsi dan 484 Kabupaten/Kota ini merupakan upaya menyatukan pemahaman terhadap Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025, yang menekankan urgensi satu data untuk mempercepat pengentasan kemiskinan.
“Setiap rupiah bantuan, setiap program pemberdayaan, setiap langkah kebijakan kesejahteraan sosial harus sampai pada mereka yang benar-benar membutuhkan — tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah,” tegas Gus Ipul.
DTSEN: Fondasi Transformasi Kesejahteraan Sosial
DTSEN adalah basis data individu dan keluarga yang mencerminkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Data ini merupakan gabungan dari:
- Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
- Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek)
- Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE)
Gus Ipul menyebut Inpres Nomor 4 Tahun 2025 bukan sekadar regulasi, melainkan “panggilan sejarah” untuk Kemensos dan Dinsos agar bekerja secara akurat, sistematis, dan penuh tanggung jawab.
Pemutakhiran Berkala dan Validasi oleh BPS


DTSEN bersifat dinamis, dan harus dimutakhirkan setiap tiga bulan sekali melalui dua jalur:
- Formal: Musyawarah Desa/Kelurahan dilanjutkan ke Dinas Sosial
- Partisipatif: Masyarakat menyampaikan pembaruan melalui kanal resmi Kemensos
Data yang telah diperbaharui selanjutnya akan divalidasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Hal ini menandai babak baru koordinasi lintas lembaga, di mana BPS bertindak sebagai lembaga finalisasi data — bukan lagi kementerian sektoral.
“Di balik setiap data yang diperbaharui, ada jiwa yang menanti keadilan. Inilah kehormatan kita sebagai pelayan rakyat,” kata Gus Ipul.
Respons BPS dan Penegasan Multi-Kementerian
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif Gus Ipul dalam menyusun, menetapkan, dan memutakhirkan DTSEN.
“Bapak sangat aktif mendorong kebijakan berbasis data. Ini menyemangati kami, karena data yang kami produksi benar-benar dimanfaatkan,” ungkap Amalia.
Amalia juga menjelaskan bahwa Inpres Nomor 4 Tahun 2025 melibatkan 18 Kementerian/Lembaga terkait, menandakan pentingnya DTSEN sebagai landasan kolektif dalam penyaluran bantuan dan pengambilan keputusan nasional.
Penutup dengan Seruan Moral
Menutup acara, Gus Ipul menyampaikan pernyataan yang menggugah:
“Setiap angka dalam data kita bukan sekadar statistik, tetapi denyut harapan mereka yang terpinggirkan. Teruslah bekerja dengan hati — karena di balik data yang akurat, tumbuh masa depan bangsa yang lebih adil dan bermartabat.”
Rakornas DTSEN ini menjadi tonggak komitmen nasional dalam memastikan bantuan sosial dan pemberdayaan benar-benar menjangkau mereka yang membutuhkan, berdasarkan data yang inklusif, akurat, dan bermartabat.